Pada umumnya ketika peternak mendengar kata “bakteri” yang muncul dalam benak mereka adalah sesuatu yang menakutkan, berbahaya, dan bisa menimbulkan penyakit. Dewasa ini juga diketahui begitu banyak jenis bakteri yang menyerang sistem pencernaan, tetapi tahukah kita bahwa ternyata sebagian bakteri tersebut ternyata secara alami sudah ada di saluran pencernaan, yang disebut dengan mikroflora usus. Dan pada dasarnya mikroflora usus tersebut bersifat menguntungkan bagi hospes (ayam, red).
Mikroflora Usus dan Fungsinya
Berdasarkan anatominya, saluran pencernaan ayam dapat dikelompokkan menjadi tujuh bagian terdiri dari tembolok (crop), lambung (proventriculus), ventriculus, usus halus, usus buntu (caecum), usus besar (colon), dan cloaca. Masing-masing bagian tubuh ini dihuni secara alami oleh mikroflora yang terdiri bakteri, protozoa maupun jamur. Namun bagian yang paling banyak dihuni oleh jenis bakteri adalah saluran usus.
Pada awalnya mikroflora usus pertama kali berkembang sesaat setelah ayam ditetaskan. Mikroflora usus ini dapat masuk ke dalam tubuh yaitu ketika proses penetasan, melalui makanan, atau kontak dengan lingkungan (misal kontaminasi feses). Mikroflora usus sendiri memiliki beberapa sifat spesifik, diantaranya (1) dapat tumbuh dan berkembang biak dalam kondisi tanpa oksigen (anaerob), (2) dapat berkolonisasi pada bagian spesifik dari saluran pencernaan, serta (3) dapat melekatkan diri dengan permukaan epitel usus (Nakazawa, 1992).
Keberadaan mikroflora usus sangat berperan penting terhadap status kesehatan ayam, terutama jika peternak mengharapkan performa produksi terbaik dari ayamnya. Fungsi dari mikroflora usus diantaranya membantu pencernaan dan penyerapan nutrisi, menetralisir racun atau zat kimia, menghambat atau melawan langsung mikroorganisme merugikan (patogen), dan secara tidak langsung berperan dalam mengoptimalkan kerja sistem kekebalan usus.
Sumber