Tanaman pepaya hampir semua bagiannya mulai dari akar, daun, getah sampai biji secara empiris sudah dipergunakan sebagai antelmentik. Diduga, zat aktif dalam pepaya adalah papain, karpain dan karposit. Papain adalah enzim proteolitik yang telah dikenal sebagai pelunak daging. Zat tersebut melakukan proses pemecahan jaringan ikat yang disebut proses proteolitik. Semakin banyak protein yang dipecah, daging yang dihasilkan semakin lunak. Papain sebagai antelmentik juga bekerja seperti dalam proses melunakkan daging. Papain melemaskan cacing dengan cara merusak protein tubuh cacing dan cacing akan keluar dalam keadaan hidup.
Pemeriksaan efek antelmentik papain kasar terhadap cacing lambung Haemonchus contortus secara in vivo pada ayam terinfeksi dilakukan. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian papain kasar sampai 0,6 g / kg bobot badan menyebabakan penurunan jumlah cacing dan telurnya.
Ipteknet (2007) menyatakan bahwa tanaman papaya mengandung papain yang dapat memanjangkan daya cerna pepsin sehingga pencernaan lebih sempurna. Papain mempunyai daya anti cacing pita, cacing gelang, cacing keremi dan cacing tambang.
Enzim papain merupakan enzim yang terdapat dalam getah papaya. Enzim papain bersifat proteolitik yaitu mengkatalis ikatan peptida pada protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana seperti dipeptida asam amino. Kualitas getah sangat menentukan aktivitas proteolitik dan kualitas tersebut tergantung pada bagian tanaman asal tersebut. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, bagian tanaman yang mengandung getah dengan kualitas aktivitas proteolitik yang baik ada pada bagian buah, batang dan daun. Sifat enzim papain antara lain dapat bekerja optimum pada suhu antara 50 – 60 o C dan pH 5 – 7, serta memilki aktifitas proteolitik antara 70 – 1000 unit / gram. Aktivitas enzim selain dipengaruhi oleh proses pembuatannya juga dipengaruhi oleh umur dan jenis varietas pepaya yang digunakan.
Papain merupakan satu dari enzim paling kuat yang dihasilkan oleh seluruh bagian tanaman pepaya. Enzim adalah molekul kompleks yang diproduksi makhluk hidup untuk mempercepat reaksi kimia dalam sel. Pada pepaya, getah termasuk enzim proteolitik dan protein dasarnya memecah protein menjadi pepton. Kadar papain dan kimopapain dalam pepaya muda berturut-turut adalah 10 % dan 45 %. Kimopapain merupakan enzim yang paling banyak terdapat dalam getah pepaya. Daya kerjanya mirip dengan papain, tetapi mempunyai daya tahan panas yang lebih besar. Kimopapain lebih tahan terhadap keasaman tinggi, bahkan stabil dan masih aktif pd pH 2,0. Kedua enzim ini memiliki kemampuan menguraikan ikatan-ikatan dalam molekul protein, sehingga protein terurai menjadi polipeptida dan dipeptida. Hal tersebut jika bekerja pada cacing maka enzimnya akan menguraikan protein tubuh cacing, sehingga cacing menjadi lemas dan akan dikeluarkan dalam keadaan hidup (vermifuga).
Bouchut (1879) menyatakan bahwa karpain merupakan senyawa alkaloid bercincin laktonat dengan tujuh kelompok rantai metilen. Karpain efektif dalam menghambat kinerja beberapa mikroorganisme. Karpain mencerna mikroorganisme dan mengubahnya menjadi senyawa turunan pepton. Inang pun kekurangan makanan danmati. Ramsamawy dan Sirsi menyatakan bahwa jumlah senyawa karpain dalam getah pepaya mencapai 0,4 % serta membuktikan bahwa dosis 0,01 % karpain dalam ethanol dapat menghambat perkembangan lymphoid dan lymphosis leukimia.
Karpain yang merupakan senyawa alkaloid, bekerja efektif mencerna mikroorganisme, sehingga inang kekurangan makanan. Hal tersebut juga terjadi pada cacing nematoda Haemonchus contortus. Akibat karpain, maka protein tubuh cacing dicerna, sehingga cacing akan lemas dan akan keluar dari tubuh inang dalam keadaan hidup (bekerja sebagai vermifuga). Menurut Ipteknet (2007) pada daun, akar dan buah terdapat karpain yang efektif sebagai anti cacing.
Karposit merupakan senyawa yang terdapat dalam getah pepaya. Kandungan karposit lebih banyak terdapat pada daun pepaya. Karposit mempunyai fungsi yang hampir sama dengan papain dan karpain. Karposit merupakan senyawa yang aktif sebagai peluruh cacing nematoda Haemonchus contortus . Karposit bersama dengan papain dan karpain merusak protein tubuh cacing. Hal tersebut akan melemaskan cacing sehingga cacing keluar dalam keadaan hidup. Karposit merupakan antelmentik yang bekerja sebagai vermifuga. Ipteknet (2007) menyatakan bahwa kandungan carposide (karposit) pada daun pepaya berkhasiat sebagai obat cacing.
Kandungan pepaya papain, karpain dan karposit mempunyai fungsi sebagai peluruh cacing nematoda, khususnya Haemonchus Contortus pada ternak kambing dan domba. Papain, karpain dan karposit menguraikan dan mencerna protein tubuh cacing sehingga cacing akan lemas. Getah pepaya tersebut bekerja sebagai vermifuga.
Dosis tambahan daun papaya yang baik dan benar
Dosis tambahan daun papaya untuk
Pakan Ayam yang benar dapat kita lihat pada pembahasan ini.
40 % Katul 400 gram
20 % Jagung 200 gram
30 % Daun papaya 300 gram
10 % Konsentrat 100 gram
NB : 1 kg pakan ayam digunakan untuk 60 ekor ayam untuk ayam pedaging.
Cara pengolahan daun papaya sebagai tambahan pakan ayam yang baik dan benar
Cara pengolahan daun papaya sebagai tambahan pakan ayam yang baik dan benar adalah sebagai berikut.
- Cara pertama :
1. Ambil 3 lembar daun papaya.
2. Keringkan daun papaya tersebut sampai daun berwarna coklat.
3. Hancurkan dengan menggunakan tangan.
4. Campurkan dengan pakan pokok ayam kurang lebih 1 kilogram.
- Cara Kedua:
1. Ambil 3 lembar daun papaya
2. Potong halus daun papaya tersebut.
3. Rebus dengan air sampai matang.
4. Campur dengan 1 kilogram pakan pokok ayam yang di tumbuk dengan sedikit air matang.